Friday, December 24, 2010

ajari ak cintai Dia

Hari demi hari, ku rangkai bibir tak hanya di bibir, tapi juga di hati. Walau  kutahu, mungkin tak utuh sepanjang waktu, kerana lemahnya aku. Padahal semestinya doa tak pernah terusir, bahkan di saat fikir dan ikhtiar menjalankan tugas, dari awal hingga akhir.


Saat tubuh merebah, baru CINTA menumbuh. Tersedar akan dosa kecil dan besar, dosa yang nyata dan tersamar. Entah kenapa harus demikian. Kenapa harus disedarkan dengan teguran. Padahal tak semestinya menunggu nikmat sihat, lalu sakit baru CINTA kembali bertaut.
Tapi inilah aku, seorang lemah yang baru mengeja CINTA, mencubanya menjadi biasa, namun seringkali kembali terlena oleh dunia, dan CINTA pun kembali sulit terasa.


Benar kiranya bahawa walau di sirami air dari tujuh samudera, bahkan di cucuri air hujan dari tujuh langit pun, CINTA tak akan tumbuh, jika hati tetap dinahkodai kehendak buta. Tak kan tumbuh jika hati dikunci dengan gelumang dosa. Tak kan tumbuh jika hati dibasuh nafsu selalu, diselimuti keangkuhan wujud pengusiran jati diri penghambaan. Tak kan tumbuh, tak kan. TAK KAN.
Maka aku bahagia jika air mata berlinangan saat mensyukuri nikmatmu, bukanlah air mata ini adalah timba CINTA. Aku,  jika air mata berlinang saat teringat dosa dan memohon ampun Kepada Mu, bukankah ini juga sedikit tanda CINTA. Maka, jangan biarkan hatiku membeku, tanpa CINTA. Hingga tak ada lagi air mata, yang dapat menjaga anggota tubuh yang terbasuh, haram terjilat api neraka.

No comments:

Post a Comment